"PROOFREADING PENEPIS MALU SEBELUM MENERBITKAN TULISAN”

 

“ PROOFREADING PENEPIS MALU

SEBELUM MENERBITKAN TULISAN”

      


 

NARA SUMBER                     : SUSANTO, S.Pd.

MODERATOR                        : MULIADI

MEDIA BELAJAR                   : WAG

WAKTU                                  : 19.00-21.00

 

AKU HANYA

Aku hanya seekor kepompong………..

Yang untuk bergerak pun aku susah………..

Tapi aku ingin terbang bebas layaknya kupu-kupu………

Aku hanya lilin kecil yang bahkan untuk menerangi ruangan saja masih redup……..

Tapi aku ingin menyinari alam semesta layaknya sang mentari……..

Aku hanya bunga di pinngir kali yang sering terinjak tak berguna……….

Tapi aku ingin mengharumi  ruangan layaknya sang melati………..

 

Ah….apa yang sedang kutulis ini. Anggap saja intermezo di kala penat karena aktivitas yang tak kunjung usai. Menghibur diri sambil corat-coret meluapkan isi hati. Angan-angan dan cita-cita tinggi nggak apa-apa khan!!!....dan memang cita-cita tinggi itu motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

Aku suka menulis, suatu saat aku ingin menulis sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain….menulis apa saja yang dapat membuat orang lain bahagia atau…terbantu karena tulisanku. Namun apakah itu mungkin sedang tulisanku kadang kurang teliti, banyak huruf-huruf yang salah. Pernah suatu hari menulis nara sumber SUDOMO jadi SUDOMI….aiiii….malunya aku. Untungnya ada salah satu rekan grup menulis mengingatkan…hhhh….terimakasih teman.

Jika ingat tulisan yang keliru jadi ingat materi malam ini, wah…..kok bisa  kebetulan ya….. malam ini di pertemuan ke 13 akan mengupas materi tentang “ Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan”. Acara dibuka dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim oleh moderator yaitu bapak Muliadi, yang dulu adalah juga alumni kelas menulis di angkatan 19. Beliau mengajar di SMK Negeri 1 Toli-toli Provinsi Sulawesi Tengah. Kesalahan satu huruf  saja bisa berakibat fatal juga, karena maknanya dapat berubah, pemahaman juga menjadi berubah seperti ungkapan berikut,

 

Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya - Albert Einstein

 

Untuk memperjelas ungkapan di atas, menyiratkan pentingnya menyusun atau menata kalimat dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti saltik (salah ketik) atau typo. Bukankah kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar? dan ini lazim terjadi dalam menulis naskah.

Bapak Susanto akan memaparkan tema  “Proofreading sebelum menerbitkan Tulisan', tema yang tepat sekali untuk permasalahanku dan permasalahan kita semua. Pak D  begitulah sapaan akrabnya merupakan salah satu penulis yang  berpengalaman. Tidak hanya menulis beliau juga dikenal sebagai editor dan kreator konten. Beliau sehari-hari mengabdikan diri sebagai guru sekolah dasar di kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatra Selatan. Pak D sendiri merupakan  alumni kelas BM angkatan 15.Kalau masih penasaran ingin tahu tentang pak D hayuk intip profilnya https://drive.google.com/file/d/1Tmg_z-L-cAwsjFw6FJYKm1AaOYARc7sc/view?usp=sharing

Bagaimana apakah sudah membaca profil Pak D. Baiklah berikut adalah paparan materi dari Pak D,

PENGERTIAN PROOFREADING

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata. Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

Contoh pada kalimat:

"Hmm ... aku akan mulai membuat cerita fiksi berdasarkan kiat-kiat dari Pak Mazmo," kata Cici.

Tanda Elipsis/Titik Tiga (...)  dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, biasanya untuk memberikan jeda pada dialog. Menurut PUEBI tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

Kita mungkin merasa jika tahapan pembacaan ini sama saja dengan editing yang dilakukan oleh para editor. Namun, sebenarnya keduanya berbeda.

APAKAH PERBEDAAN PROOFREADING dan EDITING?

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan. adi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

APA SAJA TUGAS SEORANG PROOFREADING?

Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak susunannya sudah tepat atau belum substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak. Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

MENGAPA HARUS MELAKUKAN  PROOFREADING

Yang sering terjadi ketika "sedang" menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. sehingga, muncul kehawatiran: nanti tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki. Guru menulis menggambarkannya dengan proses membuat rumah. Ketika membangun rumah, baru sampai dinding , belum pasang atap, tetapi sudah memoles dengan mengecatnya, memberi ornamen, dan sebagainya. Lalu tidak puas dengan warna cat, ganti lagi, dan seterusnya. Akhirnya, rumah tidak kunjung selesai.

Hal lain, misalnya seorang blogger peserta kelas menulis, ingin segera menerbitkan tulisan. Begitu selesai menulis, mungkin karena mengejar target atau ingin segera memublikasikan, langsung klik tombol kirim. Jika itu dilakukan, apa yang terjadi?

·         Maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurang cermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya. Sayang, 'kan?

·         Tulisan di blog masih terdapat kesalahan (ejaan atau struktur kalimat). Meskipun, seiring dengan waktu, kemampuan anda,  kesalahan itu akan banyak berkurang. Nyatanya, ketika bapak dan ibu berlomba menerbitkan tulisan tulisannya akan menjadi  enak untuk dibaca.

Untuk itu sebaiknya tahapan Proofreading  tidak anda lewatkan. Terutama jika anda berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas. 

 BAGAIMANA CARA SEORANG  PENULIS MELAKUKAN PROOFREADING ?

Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara netral atau  objektif. Walaupun yang dinilai adalah karya tulis sendiri. Saat melakukan  proofreading seorang proofreading harus  bertindak sebagai seorang “pembaca”.

BAGAIMANA LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN PROOFREADING?

·         Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

·         Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

·         Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

·         Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit:

Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

Konsistensi nama dan ketentuannya

Perhatikan judul bab dan penomorannya

·         Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Untuk lebih jelasnya mari belajar melalui link youtube disamping. https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

Tahapan berikutnya adalah sesi tanya jawab. rupanya antusiasme para peserta belajar menulis angkatan 23-24 ruarrr biasa.. Sebagai bahan rujukan materi maka akan saya tuliskan disini beberapa pertanyaan dan jawaban dari nara sumber kita “ Pak D.”

P1

1. Dalam penulisan dialog, apakah memang harus garis baru? Kebanyakan demikian, namun tidak  semuanya begitu.

2. Penulisan yang benar itu menjorok atau lurus dengan naskah biasa? Hal ini terkait dengan gaya penulisan paragraf. Jika bentuk lurus, paragraf ditandai dengan jarak spasi antar baris, jika menjorok ke kanan maka pergantian paragraf selanjutnya mengikuti bentuk itu.

3. Untuk huruf awal dialog setelah tanda kutip. Yg benar huruf besar apa kecil? Huruf kapital

 

P2

Mengapa profreading merupakan bagian penting dalam proses penulisan? Karena ketika menulis, kita menuangkan ide hingga tuntas, sehingga kadang mengabaikan ejaan dan kesalahan penulisan (typo). Dengan melakukan proofreading, kesalahan itu bisa diperbaiki. Dan kita dilarang melakukan proofreading saat menulis karena takut ide akan hilang.

P3.

Bagaimana kiat kiat agar tulisan kita bisa di pahami orang dan tidak memiliki kesalahan dalam ejaan dan menempatkan tanda baca yang pas? Sebelum menulis pasti kita memiliki tujuan. Lalu ide yang ada dijabarkan menjadi kerangka agar tujuan tadi tercapai. Setelah jadi, tulis saja terus sesuai kerangka yang dibuat. Setelah selesai. diamkan sebentar. Beberapa waktu kemudian, lakukan uji baca (proofreading), posisikan Bapak sebagai calon pembaca. Paham nggak nih dengan tulisan saya? Itu pertanyaan yang ada dalam hati ketika membaca ulang tulisan. agar terhindar dari kesalahan ejaan atau tanda baca, gunakan 2 jimat. KBBI dan PUEBI. Ini jimatnya ya…hhh https://ummumqz.blogspot.com/2022/02/jimat.html

 

P4

Adakah trik yang digunakan agar kita bisa  melakukan proofreader sendiri dengan teliti?

Kuasai PUEBI dengan baik. Sedikit demi sedikit dengan membuat flyer.  Untuk mengoreksi typo, lakukan seperti pada video berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo

 

P5.

Berapa kali idealnya proofreading dilakukan, sebelum tulisan di terbitkan?

Mengingat  kadang terjadi juga tulisan sudah diterbikan baru ketahuan ada salah huruf, kurang huruf atau kesalahan lain ? Ulangi lagi, dan minta orang lain untuk membaca tulisan kita. Makanya sebelum jadi buku solo hasil menulis resume, Ibu meminta teman untuk menjadi editornya. Sebab, penerbit Indie biasanya menyediakan editor sederhana, artinya, naskah yang masuk harus benar-benar naskah yang fix.

 

P6

1.    Saya memerhatikan beberapa jenis peleburan kata yang awalnya P ketika diberi imbuhan me.

 

Contoh : pertahatikan

Apakah jadi memerhatikan atau memperhatikan.

 

Jika tidak diikuti konsonan rangkap, sekarang diluluhkan, ya?

me + publikasikab = memublikasikan

me (m) + praktikkan = mempraktikkan

 

2. Dalam menulis, apakah kita harus konsisten dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baku atau boleh menomorduakan bahasa yang baku dengan bahasa yang familiar.

Contoh ketika menulis gawai. Orang lebih akrab dengan kata hp.

 

Konteks resmi, tentu gunakan kata baku yang disarankan. Dalam keseharian kita, kita sering menyebut telepon seluler atau ponsel dengan kata "Handphone". Kata itu adalah ragam cakap, sehingga bukan istilah resmi, sehingga suka-suka dalam penulisan. Bahkan kalau saya sendiri menulisnya dengan kata "Hape". Lebih jelasnya lihat youtube berikut. https://id.quora.com/Bagaimana-penulisan-yang-tepat-hp-HP-atau-Hp

 

 

Tak terasa usai sudah materi pada malam hari ini, terima kasih kepada bapak D. Susanto dan bapak Muliadi atas ilmunya yang sangat bermanfaat ini. Semoga terbalas sebagai amal ibadah oleh Allah SWT.

 

 

 

 

 

Salam literasi

 

 

Dunia Meta, 14 Februari 2022.

 

 

Penggerak kebaikan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LOMBA BLOG SATU GURU, JURUS JITU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

PEMETAAN KEBUTUHAN BELAJAR MURID BERDASARKAN MINAT, KESIAPAN BELAJAR DAN PROFIL BELAJAR