ARTI PENTING TEMU PENDIDIK PROVINSI JAWA TIMUR -1
Minggu 22 Januari
2023 merupakan hari istimewa bagi para pendidik sejawa timur, pasalnya di hari
tersebut terlaksana even besar yang mengharukan. Temu Pendidik Provinsi Jawa
Timur 1 yang diselenggarakan Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) Jawa Timur di SD Imanuel Jalan Wukir No 1 kota Batu mampu memantapkan
langkah para pendidik Jawa Timur sebagai agen perubahan mewujudkan generasi
emas Indonesia.
Di kota Batu yang
sejuk ini kami para pendidik bersua dengan visi, misi dan tujuan bersama yaitu
demi murid…murid dan murid.
Acara Temu Pendidik
Provinsi Jawa Timur (TPP-1) dibuka oleh ketua KGBN Jawa Timur ibu Alfi Laylatin
dan ketua panitia penyelenggara TPP-1 ibu Firdiani. Dalam acara tersebut menampilkan
bakat siswa berupa tari Banyuwangian dan tari remo. Anak-anak menampilkan
tarian tersebut dengan indah, wiraga dan wiramanya nampak jelas dari gerakan
yang gemulai penuh makna.
Tak kalah
mengesankan adalah penampilan dari ananda Fikri Al Faris, ananda istimewa ini
memiliki suara emas yang belum tentu dimiliki orang lain. Ditengah keterbatasan
Ananda Fikri Tuhan telah menitipkan kelebihan. Bakat Ananda Fikry terpoles berkat
dukungan bapak/ibu guru, orang tua dan lingkungan yang bersahabat.
Temu pendidik
provinsi Jawa Timur ke 1 ini begitu istimewa bagi para pendidik sejawa timur karena
dihadiri oleh kepala dinas pendidikan kota Batu Dr. Eny Rachyuningsih, M.Si.
Dan kepala balai besar guru penggerak bapak Abu Khaer. M. Si, M.Pd. Bagaimana
tidak di hari Minggu mereka menyempatkan waktunya untuk membersamai pelaksanaan
kegiatan ini. Hal ini menunjukkan adanya apresiasi yang tinggi dari dinas
pendidikan kota Batu dan balai besar guru penggerak.
Dalam pidatonya Bapak Abu Khaer memberikan apresiasinya kepada
KGBN (Komunitas Guru Belajar Nusantara) yang telah melaksanakan TPP (Temu
Pendidik Provinsi) karenaTPP merupakan salah satu ikhtiar kolektif
mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. Beliau juga memberikan ucapan
terima kasih atas nama kemendikbudristek kepada 82 pembicara yang terdiri dari
para guru, kepala sekolah dan pengawas yang telah berkontribusi aktif
membagikan praktik baik dan pengetahuan kompetensi yang telah dijalankannya.
Beberapa poin
penting yang tercatat sebagai pesan untuk para pendidik dari pidato bapak Abu
Khaer yaitu manusia diciptakan dengan anugerah yang berbeda, maka tugas
pendidik dan orang dewasa adalah menyandingi kekhasan setiap peserta didik dengan
strategi pembelajaran dan memberikan kesempatan berkembang sesuai zamannya.
Mengawal peserta didik hingga menemukan bakatnya supaya siap hidup ditengah
masyarakat.
Poin selanjutnya
yang tertangkap oleh penulis yaitu cara mencari ilmu pendidik telah berubah
yang dahulu melaui penunjukan yang berjenjang kini berubah dengan inisiatif
mandiri. Pidato ditutup dengan pantun yang menyegarkan sekaligus pesan untuk
Jawa Timur yaknia ( Air Beriak perahu laju, Kita bergerak Indonesia Maju) dan
lagu “ Ojo Dibandeng-Bandengke“ sebagai filosofi mendidik kekhasan siswa.
Seusai acara pembukaan
kegiatan selanjutnya para peserta menuju ke kelas-kelas kemerdekan sesuai
kebutuhan belajar yang diinginkan. Kelas kemerdekaan adalah kelas berbagi
praktik baik dari sesama rekan pendidik. Dari kelas kemerdekan para pendidik
mendapat inspirasi mengajar tentang implementasi kurikulum merdeka belajar.
Dalam satu kelas kemerdekaan terdapat dua hingga tiga pembicara. Setiap
pembicara menyampaikan praktik baiknya selama
sepuluh menit.
Ada pula kelas
kepemimpinan, pembicara kelas kepemimpinan adalah mereka para kepala sekolah
dan pengawas sekolah yang menyampaikan praktik, ide, solusi terkait keberhasilan kepemimpinannya.
Kelas terakhir yaitu
kelas kompetensi, di kelas ini waktu yang diberikan lebih panjang yaitu satu
setengah jam karena selain pembicara menyampaikan materinya juga terjadi
pembelajaran dua arah dimana peserta melakukan praktik yang telah disampaikan,
tanya jawab dan refleksi dari kegiatan.
Meski belajar acara
ini begitu rileks. Baik pembicara maupun peserta mengenakan kaos saja. Kegiatan
belajarnyapun seru dan tidak membosankan. Banyak game-game seru dan ice
breaking yang asyik di tengah pembelajaran. Benar-banar cara belajar yang
enjoy. Inilah cara belajar kurikulum merdeka.
Ada yang unik dalam kegiatan ini, karena kami saling belajar. Pembicara seusai memberi materi duduk kembali sebagai murid belajar dari pembicara yang lain. Disinilah nampak moto KGBN yaitu "Semua Murid, Semua Guru". Semua bisa jadi muri semua bisa jadi guru. Keadaan yang sangat indah, saling menghargai, saling berbagi. Tidak ada kompetisi yang hadir adalah kolaborasi.
Bapak Abu Khaer
sepertinya penasaran dengan pelaksanaan kegiatan Temu Pendidik Provinsi ini. Terlihat beliau
masuk dari kelas ke kelas, duduk diantara para pendidik mendengarkan para
pembicara beraksi. Kebetulan penulis masuk di kelas 1 H yaitu kelas
kepemimpinan. Saat itu materi yang penulis dengar adalah tentang praktik
coaching yang disampaikan oleh bapak Rudy KGBN dari Mojokerto. Beliau juga
penulis modul “ Coaching Pengembangan Tim Merdeka Belajar” di platform karier.mu. Setelah materi selesai disampaikan bapak Abu Khaer beranjak
dari tempat duduknya dan memberikan dua jempolnya sambil mengatakan “ Cukup
Satu Kata, Luar Biasa”.
Bukan sekedar
belajar materi yang bergizi….di TPP ini peserta juga dimanjakan dengan adanya
bazar. Terdapat kaos-kaos yang limited edition dan souvenir cantik khas temu
pendidik yang dijual disana.
Temu Pendidik
merupakan bukti pendidik yang hadir telah memiliki jiwa guru merdeka belajar. Mereka
memiliki komitmen dan tujuan yang jelas mau jadi apa muridnya kedepan? Mau
bagaimana tujuan untuk muridnya?. Untuk itu para pendidik ini melakukan berbagai
cara belajar secara mandiri dengan biaya mandiri. Refleksi di tiap akhir
belajar tak lupa dilakukan sebagai koreksi. Ini sesuatu hal yang luar biasa
menurut saya, karena jika semua pendidik memiliki mindset belajar sepanjang
hayat dengan cara seperti ini, mau ganti presiden, mu ganti kurikulum, mau
ganti kebijakan, dengan dukungan atau tidak ada dukungan pendidikan akan tetap
berjalan maju.
Sebagai penutup
acara adalah refleksi dengan satu peserta, pengawas dan wakil ketua KGBN pusat mbak Devy, Kemudian foto bersama pembicara dan peserta temu pendidik provinsi Jawa Timur-1.
Selanjutnya saya
tulis beberapa kutipan pesan dari pendiri KGBN sekaligus penggagas kurikum
Merdeka Belajar yaitu bapak Bukik Setiawan terkait pentingnya Temu Pendidik Provinsi
bagi para pendidik. Berikut kutipannya,
*Kebingungan,
keraguan, kepusingan kita
Pendidikan kita
mengalami perubahan mendasar. Dari berorientasi nilai angka, menjadi
berorientasi karya. Dari berorientasi menyelesaikan materi, menjadi menguasai
kompetensi. Dari berorientasi administrasi, menjadi orientasi murid dan esensi.
Dan lebih jauh
lagi, kita mengalami perubahan cara perubahan. Dari ikut pelatihan karena
penunjukan, menjadi ikut pelatihan karena inisiatif. Dari patuh mengikuti
juknis, menjadi inisiatif berkreasi. Dari menjalankan kesegraman, menjadi
berani berbeda.
Karena banyak
perubahan itu, tidak heran bila kita bingung, kita ragu, kita pusing. Itu
tandanya kita memang tengah mengalami perubahan terbesar sepanjang sejarah
republik.
Saya akan bagikan 3
kunci untuk mengurangi kebingungan, keraguan dan kepusingan kita.
Pertama
Jangan terpaku
kebiasaan. Kebiasaan adalah jebakan bagi kita untuk berdamai dengan perubahan.
Apapun, lakukan dengan cara berbeda. Bahkan sekecil masuk ruang guru atau ruang
kelas, lakukan dengan cara berbeda
Kedua
Berpihak pada
murid. Murid adalah sumber keberadaan profesi kita selaku pendidik. Pahami
kebutuhan murid, libatkan dalam mengambil keputusan, bersekutu dengan murid
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ketiga
Jangan pusing
sendiri. Bagikan kepusingan Anda pada teman dan komunitas guru yang lebih luas.
Percayalah, usaha bersama lebih efektif daripada menanggungnya sendirian.
Jadi begitulah
pentingnya Temu Pendidik Propinsi. Inilah kesempatan berbagi kebingungan,
berbagi keraguan, berbagi kepusingan. Jangan hanya diam. Tanya dan ungkapkan
semua.
Biarkan
kebingungan, keraguan dan kepusingan menjadi awal petualangan belajar kita.
Selamat belajar
Mari jadi guru
merdeka belajar
Bukik Setiawan
Ketua Yayasan Guru
Belajar
Demikian artikel
yang bisa penulis sampaikan, semoga bermanfaat.
Salam Merdeka Belajar
Penggerak kebaikan
cgp4
Catatan yang sangat informatif dan bergizi. Terima kasih, Bu. Salam Literasi.
BalasHapusMaturnuwun pak Khoiri, salam literasi ugi kagem bapak.
Hapus